Selasa, 05 Februari 2008

to Light and Money










Air mata tak bisa menangis

Darah tak bisa terluka
Walau hati ini teriris
Kutulis untukmu tanpa setitik dusta.

Saat cinta berpaling
Dan hati menjelma serpihan-serpihan
kecil
Saat prahara terjadi
Saat ujian demi ujian-Nya terasa
terlalu besar untuk ditanggung sendiri.

Tanpamu hidup akan terasa kosong.
Hari demi hari, rasa kagumku tak habis-habisnya menyaksikan

cintaku padamu tumbuh
Kian tak terbatas dalam hatiku
Dan matamu mengungkapkan
Keajaiban dunia yang tak pernah
kulihat sebelumnya.

Tak ada yang mudah untuk mengikat kebaikan.
Terlebih untuk dua insan serasi
yang bertemu bukan pada saat yang tepat.
Tapi, tak bisa menyerah
betapa pun sedih dan sakit
Aku tak bisa menyerah
Aku percaya bahwa pertemuan kita bukan kebetulan.


Menipu diriku sendiri dengan harapan-harapan hampa.



Atthur Virhan Fattah
13 Desember 2007, pukul 23:42.
Berteduh dari hujan lebat.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

ohwowowhwohwohwhwhowhwohwwohowhwohwhwwhowhowhowhohwhow............

dalem bgt cuy, mengiris2 hatiku..

Atthur Virhan Fattah mengatakan...

itu 'ohwowowhwohwohwhwhowho' bahasa tarzan nih? belajar pas di sana ya ren? haha gmana kabar lo ma edo di sana?

iya nih, puisi patah hati.. semoga untuk inspirasi berikutnya bisa jadi puisi penuh harapan dan semangat.. hohoho